Ketua GAFATAR DIY Jateng, Yudistira Arif Rahman Hakim, mengatakan aksinya bertujuan untuk memperingati hari warisan dunia yang jatuh pada tanggal 18 April ini. Pihaknya memilih Borobudur sebagai lokasi aksi lantaran Candi Borobudur merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang Bangsa Indonesia yang juga diakui oleh dunia melalui UNESCO.
Sementara itu Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Iskandar Siregar, mengatakan di Komplek Taman Wisata Candi Borobudur tidak boleh sembarang menanam pohon. Pasalnya sejumlah jenis pohon melalui daun dan akarnya dinilai dapat merusak upaya pelestarian Candi Borobudur. Sementara jenis cemara laut dan sawo kecik adalah dua jenis tanaman yang sesuai dengan tujuan konservasi dan sejarah tanaman yang ada di Borobudur. Selain melakukan aksi tanam pohon, ratusan pemuda juga menggelar aksi bersih-bersih di sekitar lokasi kompleks Candi Borobudur. Aksi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Candi Borobudur sebagai warisan nenek moyang Bangsa Indonesia serta memotivasi seluruh masyarakat agar menjaga seluruh warisan peninggalan budaya di Indonesia. (Widodo Setiawan - Magelang)
Setelah aksi bersih lingkungan taman Borobudur selesai, seluruh peserta melakukan istirahat dan makan siang. Pukul 12.00 WIB acara dilanjutkan Sarasehan yang dimotori oleh narasumber dari Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Narasumber memberikan pemaparan tentang sejarah Borobudur serta dimensi fungsi Borobudur yaitu dimensi heritage yang harus di lestarikan dan dilindungi, dimensi religius yang harus dihormati, dan dimensi pariwisata yang harus dipikirkan secara arif dan bijak. Harmonisasi tiga sisi ini menjadi prioritas utama dalam pembangunan berkelanjutan di Borobudur. Semua elemen bangsa mempunyai hak dan kewajiban untuk melestarikan dan menjaga warisan dunia yang diakui UNESCO. Candi Borobudur beserta Mendut dan Pawon merupakan salah satu Pusaka Dunia (World Heritage List no 592) yang mendapatkan pengakuan UNESCO sejak tahun 1991.
Kawasan Candi Borobudur sangatlah kaya dan potensial yang terdiri dari bentangan alam yang sangat indah dikelilingi gunung-gunung, danau purba, tanah yang subur, serta sumber air yang kesemuanya berkaitan dalam sejarah keberadaan Candi Borobudur. Narasumber juga memberikan informasi bahwa para leluhur dalam menentukan letak candi Borobudur yang berada di pusat atau tengah-tengah pulau Jawa diceritakan dalam kitab Silva Prakarsa. Lokasi candi ini sangat strategis berada di atas bukit ibarat bunga teratai diatas Danau. Selain itu, Kepala BKPB menyebutkan bahwa di Jawa Tengah ini terdapat 6 warisan dunia yaitu Candi Borobudur, Situs Manusia Purba Sangiran, Kompleks Candi Prambanan, Batik, Wayang dan Keris. Peserta sarasehan sangat antusias mengikuti acara tersebut, banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang merupakan indicator ketertarikan peserta dari muatan nilai sarasehan tersebut.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar